Thursday 18 April 2013

Model Komunikasi (II)

Model Komunikasi


Perkembangan  komunikasi dapat diringkas sebagai perjalanan awal 3 model.
Pertama, model komunikasi linear. Kedua, kritik terhadap model komunikasi linear. Ketiga,
model komunikasi konvergensi. Model komunikasi linier dikembangkan oleh Shannon and Weaver (1949) melalui bukunya: TheMathematical Theory of Communication. Menurut pandangan linier, komunikasi adalah kegiatan penyampaian informasi dari sumber kepada komunikan melalui sarana tertentu, yang menimbulkan efek.
Dengan demikian, komunikasi bersifat satu arah (dari komunikator ke komunikan), dan efek selalu didapatkan oleh komunikan. Kritik terhadap model linear terutama berisi pandangan
kritis bahwa dalam setiap komunikasi komunikator dan komunikan adalah 2 pihak yang aktif, dan melakukan tukar-menukar informasi untuk tujuan saling pengertian bersama. Kesamaan pada satu tujuan bersama ini disebut konvergensi.
Beberapa model komunikasi :
Ø  Model S – R
Model stimulus – respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplinp sikologi behavioristik. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.

Ø  Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah metode komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Filosof yunani Aristoteles adalah tokoh paling dini  yang mengkaji tentang komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Ia berjasa merumuskan model komunikasi verbal pertama. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicaraan menyampaikan pembicaraannya kepada khalayak dalam mengubah upaya sikap mereka, yaitu pembicaraan (speeker), Pesan (message), dan pendengar (listener).
Focus komunikasi yang telah Aristoteles adalah komunikasi retoris, yang kini lebih di kenal dengan komunikasi public (public speaking) atau pidato. Pada masa itu, seni berpidato memang merupakan keterampilan penting yang digunakan di pengadilan dan di majlis legislatur dan pertemuan-pertemuan masyarakat. Oleh karena semua bentuk komunikasi public melibatkan persuasi, Aristoteles tertarik menelaah sarana persuasi yang paling efektif dalam pidato.
Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa Anda (etos-keterparcayaan Anda), argumen Anda (logos-logika dalam pendapat Anda), dan  dengan memainkan emosi khalayak (pathos-emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persusif suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampaiannya. Aristoteles juga menyadari peran khalayak pendegar. Persuasi berlangsung melalui khalayak ketika mereka diarahkan oleh pidato itu ke dalam suatu keadaan emosi tertentu.
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap fenomena yang statis. Seseorang berbicara, pesannya berjalan kepada khalayak, dan khalayak mendengarkan. Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan ketimbang secara terjadi secara simultan. Di samping itu, model ini juga berfokus pada komunikasi yang bertujuan (disengaja) yang terjadi ketika seseorang berusaha membujuk orang lain untuk menerima pendapatnya.
Kelemahan lain model retoris ini adalah tidak dibahasnya aspek-aspek nonverbal dalam persuasi. Meskipun demikian, kita harus bersikap adil untuk tidak menilai suatu model komunikasi dengan perspektif kekinian. Jelas bahwa model Aristoteles ini telah mengilhami para pakar komunikasi lainnya untuk merancang model-model  komunikasi yang lebih baru. Kebanyakan model komunikasi lebih baru yang dikembangkan para ahli sejak zaman Aristoteles tetap mengandung tiga unsure yang sama: sumber yang mengirimkan pesan, pesan yang dikirimkan, dan penerima pesan.
Ø   Model Lasswell
Model ini berupa ungkapan verbal, yaitu, Who Says,What In, Which Channel, To Whom, With What Effect.
Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu :
· Pengawasan Lingkungan – yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan          bahaya dan peluang dalam lingkungan.
· Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan,
· Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

akan tetapi model ini dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah.
Lasswell mengakui bahwa tidak semua komunikasi bersifat dua arah, dengan suatu aliran yang lancer dan umpan balik yang terjadi antara pengirim dan penerima. Dalam masyarakat yang kompleks, banyak informasi yang di saring oleh pengendali pesan/editor, penyensor atau propagandis, yang menerima informasi dan menyampaikannya kepada public dengan beberapa perubahan atau penyimpangan menurut Lasswell, suatu fungsi penting komunikasi adalah menyediakan informasi mengenai Negara-negara kuat lainnya di dunia. Ia menyimpulkan bahwa penting bagi masyarakat untuk menemukan dan mengendalikan factor-faktor yang mungkin mengganggu komunikasi yang effisien.
Model lasswell sering diterapkan dalam komunikasi massa. Model tersebut mengisyaratkan bahwa lebih dari satu saluran dapat membawa pesan, unsure sumber (Who) merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan ( mialnya oleh “penjaga gerbang”), sedangkan unsure pesan (says what) merupakan bahan untuk analisis isi. Saluran komunikasi (in which channel) dikaji dalam anilisis media. Unsure penerima (to whom) dikaitkan dengan analisis khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada khalayak pembaca, pendengar atau pemirsa.
Ø   Model Shannon dan Weaver
Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menyiptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima. Konsep penting Shannon dan Weaver adalah :
Gangguan (noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.
Konsep lain yang ikut andil adalah entropi dan redundasi serta keseimbangan yang diperlukan diantara keduanya untuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi gangguan dalam saluran.
Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerimayang menyandi-balik atau mencipta-ulang pesan tersebut. Dengan kata lain, model Shannon dan Weaver mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (Channel) adalah medium yang mengirimkan sinyal (Tanda) dari transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah otak, transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-kata terucapkan), yang ditransmisikan lewat udara ( sebagai saluran). Penerima (Receiver), yakni mekanisme pendengaran, melakukan operasi sebaliknya yang dilakukan transmitter dengan merekontruksi pesan dari sinyal. Sasaran (destination) adalah (otak) orang yang menjadi tujuan pesan itu.
Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial, komunikasi dipandang sebagai fenomena satu arah.
Ø  Model Newcomb
Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja.
Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau simetri,karena ketidakkeseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.

Ø  Model Westley dan Maclean
Menurut kedua pakar ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antarpribadi, dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar pribadi lebih beruntung daripada dalam komunikasi massa dalam arti bahwa dalam komunikasi antarpribadi sumber dapat langsung memanfaatkan umpan balik dari penerima untuk mengetahui apakah pesannya mencapai sasaran dan sesuai dengan tujuan komunikasinya atau tidak. Dalam komunikasi massa,sumber, misalnya perceramahan agama, calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik, atau pemasangan iklan, yang disiarkan televisi, tidak dapat secara langsung mengetahui bagaimana penerimaan pesannya oleh khalayak pemirsa. Umpan balik dapat saja diterima pengirim pesan, namun mungkin beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.
Ø  Model Gerbner
Model Gerbner merupakan peluasan dari model Lasswel.
Model ini terdiri dari model verbal dan model diagramatik.
Model verbal Gerbner adalah sebagai berikut :
1.    Seseorang ( sumber, komunikator )
2.     Mempersepsi suatu kejadian
3.     Dan bereaksi
4.     Dalam suatu situasi
5.     Melalui suatu alat
6.     Untuk menyediakan materi
7.     Dalam suatu bentuk
8.     Dan konteks
9.     Yang mengandung isi
10.   Yang mempunyai suatu konsekuensi
Jadi, model Gerbner menunjukan bahwa seseorang mempersepsi suatu kejadian dan mengirimkan pesan kepada suatu transmitter yang pada gilirannya menggirimkan sinyal kepada penerima (receiver):  dalam transmisi itu sinyal menghadapi gangguan dan muncul sebagai SSSE bagi sasaran (destination).
Ø  Model Berlo
Model  lain yang dikenal luas adalah  model David K. Berlo. Model ini dikenal dengan model SMCR, kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel (saluran), dan Receiver (penerima) sebagaiman dikemukakan oleh Berlo. Pesan adalah terjemahan gagasan ke dalam simbolik, seperti bahasa atau isyarat; saluran adalah medium yang membawa pesan; dan penerima adalah orang yang menjadi saaran komunikasi.
Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan yang dipengaruhioleh faktor-faktor: keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya. Pesan dikembangkan berdasarkan elemen, stuktur,  isi, perlakuan, dan kode. Salurannya berhubungan dengan panca indra: melihat, mendengar, menyentuh, membaui, dan merasa (mencicipi). Model ini lebih bersifat organisasional daripada mendeskripsikan proses karena tidak menjelaskann umpan balik.
Kelebihan model Berlo adalah bahwa model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antar pribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model Berlo juga bersifat heuristik (merangsan penelitian), karena merinci unsur-unsur yang penting dalam proses komunikasi. Model ini misalnya dapat memandu untuk meneliti efek keterampilann komunikasi penerima atas penerimaan pesan yang dikirimkan kepadanya; atau anda sebagai pembicara mungkin memulai menyadari bahwa latar-belakang sosial mempengaruhi sikap penerima pesan.
Kalau kita bandingkan model Berlo ini dengan model Shannon dan Weaver, jelas ada perbedaan definisi terhadap apa yang dimaksud dengan penerima (receiver) terutama bila diterapkan pada komunikasi tidak langsung, seperti komunikasi lewat telepon atau televisi. Dalam model Berlo, yang dimaksud receiver adalah penerima pesan, yakni orang atau orang-orang (dalam komunikasi tatap muka) atau khalayak pembaca, pendengar atau penonton (dalam komunikasi massa). Sedangkan dalam model Shannon dan Weaver, yang dimaksud dengan receiver identik dengan decoder dalam model Schramm, yakni mekanisme pendegaran dalam komunikasi langsung, atau perangkat penerima pesan, seperti pesawat telepon, pesawat radio atau pesawat televisi, yang menyalurkan pesan tersebut kepada sasaran (destination) dalam komunikasi tidak langsung
Ø   Model DeFleur
Model Melvin L. DeFleur, seperti model Westley dan MacLean, menggambarkan model komunikasi massa ketimbang komunikasi antarpribadi. Perti diakui DeFleur, modelnya perluasan dari model-model yang dikemukakan para ahli lain, khususnya Shannon dan Weaver, dengan memasukan perangkat media massa (mass medium device) dan menggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver), dan sasaran (destination) sebagai fase-fase yang digambarkan Schramm (source, encorder, signal, decorder, destination) dalam proses komunikasi massa.
Source dan Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan.Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.

Ø  Model Tubbs
Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan.
Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.
Pesan dalam model Tubbs dapat berupa pesan verbal, juga nonverbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indra, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan. Gangguan dalam model Tubbs terbagi dua, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima mengalami perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Gangguan ini dapat juga berasal dari pengirim pesan, misalnya orang yang menggalami kesulitan bicara atau yang berbicara terlalu pelan hingga nyaris tidak terdengar. Gangguan semantik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.
Ø  Model Gudykunst dan Kim
Merupakan model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing.
Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.

Ø  Model Interaksional
Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkungan luas dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan.
Ø   S-M-C-R model (Model S-M-C-R)
Rumus S-M-C-R adalah singkatan dari istilah-istilah : S singkatan dari Source yang berarti sumber atau komunikator ; M singkatan dari Message yang berarti pesan ; C singkatan dari Channel yang berarti saluran atau media, sedangkan R singkatan dari Receiver yang berarti penerima atau komunikan.
Ø  The Osgood and Schramm Circular Model (Model sirkular Osgood dan Schramm)
Jika model Shannon dan Weaver merupakan proses linier, model Osggod dan Schramm dinilai sebagai sirkular dalam derajat yang tinggi. Perbedaan lainnya adalah apabila Shannon dan Weaver menitikberatkan perhatiannya langsung kepada saluran yang menghubungkan pengirim (sender) dan penerima (receiver) atau dengan perkataan lain komunikator dan komunikan. Schramm dan Osgood menitikberatkan pembahasannya pad perilaku pelaku-pelaku utama dalam proses komunikasi.
Shannon dan Weaver membedakan source dengan transmitter dan antara receiver dengan distination. Dengan kata lain, dua fungsi dipenuhi pada sisi pengiriman (transmiting) dan pada sisi pemnerimaan (receiving ) dari proses.
Pada Schramm dan Osgood ditunjukkan fungsinya yang hampir sama. Digambarkannya dua pihak berperilaku sama, yaitu encoding atau menajdi, decoding atau menjadi balik, dan interpreting atau menafsirkan.
Ø  Dance’Helical Model (Model Helical Dance)
Model komunkasi helical ini dapat dikaji sebagai pengembangan dari model sirkular dari Osggod dan Schramm. Ketika membandingkan model komunikasi linier dan sirkular, Dance mengatakan bahwa dewasa ini kebanyakan orang menganggap bahwa pendekatan sirkular adalah paling tepat dalam menjelaskan proses komunikasi.
Heliks (helix), yakni suatu bentuk melingkar yang semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi yang datang menyusul. Dance menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi
Proses kounikasi, seperti halnya semua proses sosial, terdiri dari unsur-unsur, hubungan-hubungan dan lingkungan-lingkungan yang terus menerus berubah. Heliks menggambarkan bagaimana aspek-aspek dri proses berubah dari waktu ke waktu.

Model Komunikasi Persuasif


Dikutip dari buku yang ditulis oleh Otto Lerbinger "Design for Persuasive Communication".


MODEL KOMUNIKASI PERSUASIF

a. Stimulus Respons
Model persuasi ini cara yang paling sederhana, yaitu berdasarkan konsep asosiasi. Misalnya jika seseorang selalu kelihatan berdua terus-menerus sepanjang waktu dan satu saat hanya terlihat sendiri, maka orang lain akan merasakan ada sesuatu yang kurang lengkap dan sudah dipastikan orang akan bertanya ke mana temannya itu. Melalui slogan atau magic word tertentu dalam iklan seperti kata-kata “three in one”, orang akan ingat pembatasan penumpang minimal tiga orang dalam satu mobil ketika melewati Jalan Protokol, Jalan Tamrin, dan Jalan Sudirman, Jakarta pada jam tertentu. Oleh karena itu, untuk mengingatkan orang, kata-kata populer “Three in one” tersebut digunakan pada produk shampoo, Dimension.

b. Kognitif
Model ini berkaitan dengan nalar, pikiran dan rasio untuk peningkatan pemahaman, mudah dimengerti, dan logis bisa diterima. Dalam melakukan persuasi pada posisi ini, komunikator dan komunikan lebih menekankan penjelasan yang rasional dan logis. Artinya, ide atau informasi yang disampaikan tersebut tidak bisa diterima sebelum dikenakan alasan yang jelas dan wajar.

c. Motivasi
Motivasi yaitu persuasi dengan model membujuk seseorang agar mau mengubah opininya atau agar kebutuhan yang diperlukan dapat terpenuhi dengan menawarkan sesuatu ganjaran tertentu. Dengan memotivasi melalui pujian, hadiah, dan iming-iming janji tertentu melalui berkomunikasi, maka lambat-laun orang bersangkutan bisa mengubah opininya.

d. Sosial
Model persuasi ini menganjurkan pada pertimbangan aspek sosial dari publik atau komunikan, artinya pesan yang disampaikan itu sesuai dengan status sosial yang bersangkutan sehingga proses komunikasi akan lebih mudah dilakukan. Misalnya, kampanye iklan mobil mewah lebih berhasil kalau menonjolkan sesuatu yang “prestise” daripada menampilkan kelebihan mesin dan irit bahan bakarnya karena konsumen berduit lebih memperhatikan penampilan status sosialnya.

e. Personalitas
Model persuasi di sini memperhatikan karakteristik pribadi sebagai acuan untuk melihat respon dari khalayak tertentu.



TAKTIK PERSUASI
Salah satu strategi persuasi adalah berupaya mencari tahu sesuatu yang telah diyakini dan dapat membujuk komunikan, sekaligus mempengaruhi agar opini “digiring” sesuai dengan keinginan dan tujuan dari komunikasi tersebut, antara lain melalui teknik-teknik atau kiat-kiat tertentu.

a. Teknik “Ya – ya”
Kiat dan teknik persuasi berupaya untuk menggiring audiensi (khalayak) untuk mengatakan “ya” sebagai suatu kesepakatan bersama sesuai dengan keinginan komunikator.

b. Jangan tanya “apabila”, tetapi “yang mana”
Teknik ini untuk memojokkan audiensi yang “keras kepala” agar tidak mempunyai kesempatan untuk memilih jawaban yang selain diinginkan oleh komunikator. Artinya, dengan langsung memojokkan pertanyaan yang menekan tersebut, audiensi yang menghindar diri atau mengelak karena berbeda pendapat bisa segera diketahui jawabannya sesuai dengan yang diinginkan.

c. Menjawab “pertanyaan” dengan melemparkan “pertanyaan”
Model persuasi disini agak kehilangan kontrol atau pegangan dan sebagai komunikator yang menguasai communication skill langsung membimbing kembali diskusi, rapat, atau dialog yang bertele-tele untuk memfokuskan kembali pembicaraan pada tema yang disepakati bersama.

d. Membangun kesepakatan (deal)
Biasanya dalam membicarakan kepentingan orang banyak atau antara perusahaan dengan karyawannya, atasan dengan bawahan, pemimpin dengan pengikutnya, atau komunikator dengan audiensinya dibangun kesepakatan. Biasanya sebelum inti pokok permasalahan diajukan, untuk itu perlu diadakan “kesepakatan bersama”. Artinya, dalam posisi yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

e. Dengarkan dahulu pendapat floor kemudian diskusikan
Ini taktik persuasi mencari informasi audiensi yang sebanyak-banyaknya (sounding technique) untuk mencari masukan, baru kemudian diskusikan secara bersama untuk mencapai suatu keputusan.

f. I Owe You (IOU)
Taktik persuasi ini sering disebut trade off. Taktik ini menempatkan audiensi sebagai pihak yang merasa mempunyai utang budi. Jadi, dengan cara tersebut audiensi ingin membayar utangnya dengan cara menerima pesan yang ditawarkan oleh pihak komunikator sebagai balasannya.

Wednesday 3 April 2013

Perbedaan Adverb dengan Adjective

Adjective (kata sifat) memberikan informasi tentang kata benda. Contoh:
  • She’s an excellent dancer.
  • I’ve got a new apartment.
Adverb (kata keterangan) merubah kata kerja, yakni kata keterangan menjelaskan bagaimana sesuatu dilakukan. Contoh:
- She learns quickly.
- You can speak English well.
Adjective (kata sifat)
Adjective bisa ditempatkan sebelum kata benda. Contoh:
  • This is a beautiful bird.
  • “This is a bird beautiful.” tidak benar.
Kata sifat memberikan informasi seperti ukuran (kecil, besar), bentuk (bulat, persegi), warna (kuning, hijau), kebangsaan (Cina, Polandia), dan opini (baik, buruk).
Adjective tidak mengalami perubahan yang tergantung pada jumlah (tunggal atau jamak). Contoh:
  • She has a cute puppy.
  • She has three cute puppies.
Perhatikan bahwa adjective (cute) tidak mengalami perubahan baik dalam bentuk tunggal (puppy) maupun jamak (puppies).
Adjective juga bisa ditempatkan setelah kata kerja tertentu seperti be, feel, look, dan taste. Contoh:
  • I’m really happy today.
  • She’s got a new job so she feels great.
  • You look wonderful!
  • This chicken tastes delicious.
Adverb (kata keterangan)
Adverb sering dibentuk dengan menambahkan -ly di belakang adjective. Contoh:
  • quick (adjective) - He’s quick at learning new things.
  • quickly (adverb) - He learns quickly.
  • bad (adjective) - He didn’t get a bad test score.
  • badly (adverb) - He didn’t do badly in his test.
Untuk adverb yang terbentuk dari adjective yang berakhiran dengan huruf “-y” ganti “-y” dengan “-i” dan tambahkan “-ly“. Contoh:
  • easy (adjective) - He thinks math is easy.
  • easily (adverb) - He can do math easily.
  • happy (adjective) - He’s a happy man.
  • happily (adverb) - He works happily every day.
Untuk adverb yang terbentuk dari adjective yang berakhiran dengan huruf “-le” ganti “-le” dengan “-ly“. Contoh:
  • simple (adjective) - The teacher makes difficult things simple.
  • simply (adverb) - He teaches simply and clearly.
Beberapa adverb sama dengan adjective. Contoh:
  • He runs fast (adverb) - He’s a fast runner. (adjective)
  • He studies hard. (adverb) - It’s a hard life. (adjective)
Adverb untuk “good” adalah “well“. Contoh:
  • She’s a good pianist.
  • She plays the piano well.
Adverb juga bisa mengubah adjective dan adverb-adverb lainnya. Contoh:
  • That’s a good book.
  • That’s a very good book.
  • She’s a talented girl.
  • She’s an incredibly talented girl.
  • You’re right!
  • You’re absolutely right!