Tuesday 12 February 2013

Teknik Mencari dan Menulis Berita: Teknik Menulis Berita

IV. Teknik Menulis Berita

A. Pertimbangan Sebelum Menulis Berita

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum menulis berita. Mengutip pakar jurnalistik Paul Johnson terdapat tujuh dosa yang mematikan (seven deadly sins) dalam dunia jurnalistik sebagai berikut: Pertama, distorsi informasi dengan menambah atau mengurangi informasi yang berakibat pada perubahan makna. Kedua, dramatisasi fakta palsu berupa ilustrasi berlebihan untuk menciptakan suatu citra negatif atau stereotip. Ketiga, mengganggu privasi dengan melontarkan pertanyaan yang bersifat pribadi. Serta wawancara pada situasi atau kondisi yang tidak diinginkan oleh nara sumber. Keempat, pembunuhan karakter yang menonjolkan sisi negatif nara sumber dan menutupi sisi positifnya. Kelima, eksploitasi seks terutama menjadikannya sebagai headline di halaman depan. Keenam, penyalahgunaan kekuasaan terutama di tingkat pemegang kontrol kebijakan editorial. Ketujuh, tidak memperdulikan etika jurnalistik dengan mencampuradukkan dunia obyektif dengan dunia subyektif jurnalis ybs.

B. Kiat Menulis Berita

1. Menulis Berita Langsung (Straight/Hard News)
Secara ringkas bisa dikatakan sebagai kumpulan informasi berdasarkan pertanyaan 5 W (What, Who, Why, When, Where) + 1 H (How) dengan menonjolkan aspek dua dari yang pertama yaitu: What dan Who.
Polanya berbentuk piramida terbalik. Artinya, semakin ke bawah semakin kurang penting. Sebaliknya, semakin ke atas semakin penting. Ini ditujukan pada pembaca yang tidak mempunyai banyak waktu untuk membaca keseluruhan berita. Dengan demikian, setelah membaca kurang lebih dua pertiganya pembaca segera bisa mengambil kesimpulan keseluruhan berita tersebut.
Ada beberapa jenis lead (teras berita) yang biasa digunakan. Pertama, lead bersyarat bila mengandung makna “jika”. Kedua, lead kondisional bermakna “walaupun’. Ketiga, lead kausalitas bermakna “sebab”. Keempat, lead waktu bermakna “sesudah”. Kelima, lead bertanya bermakna “kalimat tanya”.

2. Menulis Berita Ringan (Soft News)
Di samping menyajikan fakta, juga membuat kecenderungan yang akan terjadi. Serta latar belakang suatu peristiwa dengan menonjolkan unsur why dan how. Artinya, tidak mungkin ada soft news tanpa didahului oleh straight/hard news-nya. Ciri-cirinya: Pertama, latar belakang memperjelas kaitan antarfakta. Kedua, jika membuat opini maka itu opini nara sumber bukan opini jurnalis. Ketiga, memenuhi kaedah depth/investigative reporting. Keempat, polanya berbentuk priamida terbalik.

3. Menulis Berita Kisah (Feature)
Berupa laporan kreatif, terkadang subyektif karena dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi pada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan. Terdiri dari kelompok penjelasan (explanation) dan kelompok bujukan (persuasive). Ciri-cirinya: Pertama, menceritakan suatu kebenaran dengan teknik penulisan bergaya sastra. Kedua, berisi opini dengan titik berat tinjauan pada fakta. Ketiga, uraiannya meliputi latar belakang peristiwa, sebab-akibat, interpretasi dan penjelasan arti fakta.. Keempat, uraian ringan yang menyentuh perasaan, menimbulkan tawa, tangis, haru atau senang. Kelima, perhatikan lead, deskripsikan tokoh dan elemen utama dalam pemberitaan.
Jenis berita kisah ini antara lain: (1). Berita kisah berita. (2). Berita kisah human interest. (3). Berita kisah profil pribadi. (4). Berita kisah perjalanan. (5). Berita kisah ilmu pengetahuan. (6). Berita kisah sejarah dll.
Ada beberapa lead yang dapat digunakan dalam berita kisah tergantung pada jenis berit termasuk news by line yaitu tulisan lepas seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah yang bisa mempengaruhi pembaca. Dari sisi penulisnya terdiri dari artikel redaksi dan artikel umum. Sementara dari sisi fungsinya terdiri dari artikel khusus dan artikel sponsor. Bentuknya bisa berupa artikel ringan dalam rubrik anak-anak dan keluarga, artikel halaman opini dan artikel analisis ahli dalam halaman muka, halaman berita atau rubrik tertentu.anya. Pertama, lead ringkasan yang memuat intisari berita. Kedua, lead bercerita yang menciptakan suasana tertentu yang membuat pembaca seolah-olah menjadi tokoh utamanya. Ketiga, lead deskriptif yang menciptakan gambaran dalam benak pembaca tentang suatu tokoh atau tempat kejadian. Keempat, lead kutipan yang memberikan tinjauan pada watak si pembicara. Kelima, lead pertanyaan yang menantang keingintahuan pembaca. Keenam, lead penggoda yang mengelabui pembaca dengan cara bergurau (Asa, 1979).
4. Menulis Artikel
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya artikel termasuk news by line yaitu tulisan lepas seseorang yang mengupas tuntas suatu masalah yang bisa mempengaruhi pembaca. Artikel bisa dilihat dari empat perspektif. Pertama, dari sisi penulisnya berupa: (1). Artikel redaksi. (2). Artikel umum. Kedua, dari sisi fungsinya berupa: (1). Artikel khusus. (2). Artikel sponsor. Ketiga, dari sisi bentuknya berupa: (1). Artikel ringan dalam rubrik anak-anak dan keluarga. (2). Artikel halaman opini dan artikel analisis ahli dalam halaman muka, halaman berita atau rubrik tertentu. Keempat, dari sisi panjang tulisan yang ditujukan: (1). Untuk surat kabar sekitar 5 – 8 halaman kertas kuarto. (2). Untuk jurnal ilmiah sekitar 10 – 20 halaman kertas kuarto.
Sebelum memulai menulis artikel ada baiknya disimak nasehat yang dikutip dari beberapa penulis artikel. Pertama, cari inspirasi terus-menerus, tidak mudah menyerah dan putus asa dan tiada hari tanpa menulis. Kedua, jabarkan inti masalah yang dibahas, tulis pada kertas, baca kembali, koreksi dan ketik jadi naskah final. Ketiga, andai kata gagal di suatu media massa gantilah topik, tema atau gaya menulis. Jika perlu ganti pula media massa yang disasar. Keempat, perhatikan selera redaktur seputar topik, tema atau gaya menulis yang diinginkan. Kelima, pilih media massa yang memiliki rubrik bervariasi. Jatuhkan pilihan pada satu-dua rubrik yang sesuai dengan minat, latar belakang pendidikan dan keahlian penulis. Keenam, jaga dengan baik mutu tulisan dengan tidak terus-menerus menulis tanpa pernah membaca. Termasuk membaca tulisan penulis lain dan jangan melakukan plagiat. Ketujuh, jangan kecil hati dengan honor yang kurang memadai atau tulisan yang dimuat sangat pendek karena diedit oleh redaktur.

5. Menulis Resensi Buku
Meskipun buku bukan termasuk media massa karena bergerak di dunia ide, tetapi resensi buku ditulis di media massa: surat kabar dan majalah. Makna resensi terdiri dari sasaran resensi, aktualitas buku yang diresensi dan kontribusinya pada dunia ilmiah. Langkah teknisnya: Pertama, penulis memiliki kemampuan menulis dan pengetahuan umum yang berkaitan dengan buku yang akan diresensi. Kedua, buku yang akan diresensi memiliki daya tarik dan layak diresensi. Ketiga, ketahui latar belakang buku yang akan diresensi. Keempat, baca tuntas keseluruhan isi buku. Kelima, tulis ringkasannya dan penilaian tentang isinya. Keenam, kirim ke media massa yang tepat. Bila ditolak, kirim ke media massa lainnya. Ketujuh, sediakan waktu untuk membaca resensi penulis lain.

No comments:

Post a Comment